Thursday, 18 February 2016

Tips sederhana agar keluarga terhidar LGBT sejak dini



LGBT menjadi perbincangan yang hangat baru-baru ini. Pro dan kontra pun banyak menghiasi pemberitaan di media masa. Berbagai cara dilakukan, terutama oleh kelompok yang pro, agar LGBT bisa diterima. Akan tetapi pro yang kontra pun berusaha keras agar LGBT tidak mewabah di masyarakat, khususnya di Indonesia. Dikatakan “mewabah” karena kalau diteliti sebetulnya LGBT itu menurut para ahli di Indonesia adalah suatu kelainan orientasi sek. Ada juga yang mengatakan LGBT itu adalah suatu jenis penyakit. Oleh karena itu, langkah yang tepat adalah mencari cara bagaimana mengobatinya, bukan melindunginya di balik HAM. 

Bagi para orang tua, terutama bagi keluarga muslim, ada hal-hal yang perlu dilakukan agar anak-anaknya tidak terjangkiti LGBT.
Berikut adalah beberapa hal yang dapat kita lakukan untuk menghindarkan anak sejak dini dari perilaku LGBT. 

1. Memperkuat identitas sebagai anak laki-laki atau perempuan

Cara ini bisa ditempuh dengan cara memberikan pakaian atau mainan yang sesuai dengan jenis kelaminnya. Janganlah dibiarkan jika anak laki-laki kita berdandan ala perempuan atau sebaliknya. Tegurlah mereka jika melakukan hal itu karena walau terlihat sepele, hal ini bisa menjadi “benih LGBT” yang nantinya akan tumbuh besar pada jiwa anak.
Dalam satu hadits, dari ibnu Abbas berkata:

لَعَنَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم الْمُتَشَبِّهِينَ مِنَ الرِّجَالِ بِالنِّسَاءِ، وَالْمُتَشَبِّهَاتِ مِنَ النِّسَاءِ بِالرِّجَالِ

"Rasulullah SAW melaknat laki-laki yang meniru wanita dan wanita yang meniru laki-laki." (HR Bukhari)

dan

2. Tidak membiasakan memperlihatkan auratnya di depan umum walaupun masih kecil

Meskipun masih kecil, anak perlu diberi pengetahuan untuk menghormati auratnya terutama alat kelaminnya, dengan melarangnya membuka baju/celana di depan umum atau orang lain.
Walaupun masih bayi, biasakanlah izina terlebih dahulu sebelum membuka atau membersihkan popok daerah kemaluannya. Ajaklah bicara, misalnya, "Mohon maaf ya sayang, Bunda harus ganti popoknya dan membersihkan daerah rahasiamu." atau kalimat-kalimat lain yang semakna seperti itu.


Anak harus diberi pengertian bahwa daerah sekitar kemaluan merupakan daerah rahasia yang tidak boleh diperlihatkan kepada orang dengan sembarangan, bahkan kepada orang yang dikenal sekalipun, tidak boleh meraba-raba atau menyentuh dan melihatnya. 
Dalam satu hadits Rasulullah saw. Bersabda:
لَا يَنْظُرُ الرَّجُلُ إِلَى عَوْرَةِ الرَّجُلِ، وَلَا الْمَرْأَةُ إِلَى عَوْرَةِ الْمَرْأَةِ
"Janganlah seorang laki-laki melihat aurat laki-laki, jangan pula perempuan melihat aurat perempuan…." (HR Muslim)


3. Tidak tidur satu selimut walaupun dengan sesama jenis


Rasulullah saw. Bersabda:


وَلَا يُفْضِي الرَّجُلُ إِلَى الرَّجُلِ فِي ثَوْبٍ وَاحِدٍ، وَلَا تُفْضِي الْمَرْأَةُ إِلَى الْمَرْأَةِ فِي الثَّوْبِ الْوَاحِدِ

“… Janganlah seorang laki-laki tidur dengan laki-laki dalam satu selimut, begitu juga janganlah perempuan tidur dengan perempuan dalam satu selimut.” (HR. Muslim).
 

Imam Nawawi mengatakan : Mengenai sabda Rasulullah saw., ‘Janganlah seorang laki-laki tidur dengan laki-laki dalam satu selimut, begitu juga janganlah perempuan tidur dengan perempuan dalam satu selimut’, merupakan larangan yang sifatnya haram apabila di antara keduanya tidak terdapat pemisah. Hadits ini pun menunjukkan larangan penyentuhan aurat bagian tubuh mana pun, baik laki-laki maupun wanita.
Oleh karena itu, hendaknya setiap orang menjaga pandangan dari melihat aurat orang lain, serta menjaga auratnya jangan sampai dilihat dan disentuh oleh orang lain. Apabila melihat anak yang mengabaikan hal itu, maka hendaklah para orang tua memperingatkannya. Dengan demikian, dampaknya anak akan mengerti rasa malu dan paham bahwa aurat harus dijaga dengan baik. 


4. Menceritakan kisah kaum nabi Luth
 

Anak zaman sekarang, bisa dikatakan sangat kritis pada umumnya. Jika diberikan suatu pengetahuan, umumnya suka bertanya mengapa. Nah, ketika kita sebagai orang tua menanamkan pemahaman tentang bahayanya LGBT, sangatlah baik menceritakan kisah nabi Luth yang kaumnya pelaku homoseksual dan mendapat siksaan Allah. Hikmah dari Kisah kaum nabi Luth ini bisa dijadikan jawaban atas pertanyaan kritis dari anak. Dengan menceritakan kisah, biasanya hal ini lebih bisa membekas pada diri anak. Biarkan anak mengetahui bahwa perilaku menyimpang seperti pernikahan sesama jenis, menyukai sesama jenis adalah perbuatan yang akan mendapat siksa Allah di dunia dan akhirat.
 

Demikianlah beberapa tips sederhana menghindarkan keluarga, terutama anak, dari prilaku LGBT, yang bisa dipraktekkan oleh para orang tua untuk putra-putri di rumah. semoga kita dan keluarga kita tidak terjangkiti penyakit LGBT. Amiin. 

No comments:

Post a Comment

top social

top navigation

About me