Pro kontra tentang ziarah kubur masih
terjadi di kalangan masyarakat. Bahkan sampai ada satu kelompok menyebut “kelompk
kuburiyun” kepada orang yang suka ziarah kubur.
Ketika tiap akan bertemu bulan Ramadhan
dan Lebaran, banyak orang yang suka melakukan nyekar, yaitu ziarah ke makam
saudara, orang tua, atau leluhur yang sudah meninggal. Bahkan di beberapa
tempat banyak orang yang "rajin" ziarah ke makam "orang-orang
saleh". Oleh karena itu, saya menjadi tertarik untuk iseng-iseng melakukan
"sedikit" kajian tentang ziarah kubur ini. Dengan santai tapi serius
saya mulai "sercing" referensi-referensi, terutama kitab-kitab
hadits. Dari hasil "sercing" itu, saya menemukan beberapa hadits
tentang ziarah kubur ini. Di antaranya adalah sebagai berikut.
Hadits pertama
عن عَبْدِ الأَعْلَى بْنِ عَبْدِ اللَّهِ
بْنِ أَبِي فَرْوَةَ، عَنْ أَبِيهِ، أَنّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَآلِهِ وَسَلَّمَ زَارَ قُبُورَ الشُّهَدَاءِ بِأُحُدٍ، فَقَالَ: "
اللَّهُمَّ إِنَّ عَبْدَكَ وَنَبِيَّكَ يَشْهَدُ أَنَّ هَؤُلاءِ شُهَدَاءُ،
وَأَنَّهُ مَنْ زَارَهُمْ وَسَلَّمَ عَلَيْهِمْ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ رَدُّوا
عَلَيْهِ
“Dari ‘Abdula’la bin Abdullah bin Abu
Furwah, dari ayahnya bahwa Nabi saw. Pernah ziarah ke makam para syuhada Uhud.
Kemudian beliau berdoa: ‘Ya Allah, sesungguhnya hamba-Mu dan nabi-Mu ini
bersaksi bahwa penghuni kubur ini adalah para syuhada.’ (kemudian berkata):
Siapa saja sampai hari kiamat datang, yang berziarah dan mengucap salam kepada mereka maka mereka menjawab
salam itu.” Sanad hadits ini shahih walaupun a l-Bukhari dan Muslim tidak
meriwayatkannya (al-Mustadrak ‘alaa shahihain, 1607)
Hadits
Kedua
عَنِ اْلوَاقِدِى قَالَ: كَانَ النَّبِـىُّ
يَـزُوْرُ شُهَدَاءَ اُحُدٍ فِيْ كُلِّ حَوْلٍ وَاِذَا بَلَغَ رَفَعَ صَوْتـَهُ
فَيَقُوْلُ : سَلاَمٌ عَلَيْكُمْ ِبـمَا صَبَرْتـُمْ فَـنِعْمَ عُقْبَى الدَّارِ.
ثُمَّ اَبُوْ بَكْرٍ يَـفْعَلُ مِثْلَ ذَلِكَ ثُمَّ عُمَرُ ثُمَّ عُثْمَانُ .رواه
البيهقى .
Al-Waqidy berkata “Nabi Muhammad
saw. berziarah ke makam syuhada’ Uhud setiap tahun, apabila telah sampai di
makam syuhada’ Uhud beliau mengeraskan suaranya seraya berdoa : keselamatan
bagimu wahai ahli Uhud karena kesabaran yang telah kalian perbuat, inilah
sebaik-baik tempat." Kemudian Abu Bakar pun melakukannya pada setiap tahun
begitu juga Umar dan Utsman.
Diterangkan dalam kitab Ittihaf al-Sadah al-Muttaqin juz XIV hal.271, kitab Mukhtashar Ibnu Katsir juz 2 hal.279, dan dalam kitab Raddu al-Mukhtar ‘ala al-Durri al-Mukhtar juz 1 hal 604.
Diterangkan dalam kitab Ittihaf al-Sadah al-Muttaqin juz XIV hal.271, kitab Mukhtashar Ibnu Katsir juz 2 hal.279, dan dalam kitab Raddu al-Mukhtar ‘ala al-Durri al-Mukhtar juz 1 hal 604.
Sebetulnya masih ada lagi beberapa
hadits lagi tentang Rasulullah saw. Ziarah kubur. Sila “sercing” di
refernsi-referensi klasik Islam, jangan di mbah gugel ya. :)
Dari dua hadits di atas, jelaslah bahwa
Rasulullah saw. suka ziarah kubur. Di sana Rasulullah saw. mendoakan para
penghuni kubur tersebut. Oleh karena itu, ziarah kubur termasuk sunnah karena
dicontohkan oleh Rasulullah saw.
Akan tetapi, ada hal yang perlu diingat
bahwa ketika ziarah kubur jangan "lebay" seperti melakukan ratapan
yang berlebihan, meminta-minta, dan mengharapkan penghuni kubur memberi
"keajaiban" yang dapat memenuhi semua hasrat. Tujuan dari ziarah
kubur adalah agar selalu mengingat kematian. Setiap ziarah kubur,
Rasulullah saw. tidak meminta kepada ahli kubur, tetapi beliau mendoakan
ahli kubur agar mendapat tempat yang baik di sisi-Nya.
Jadi, mulai sekarang, jangan takut dicap
kelompok kuburiyyun oleh kelompok X karena kuburiyun adalah
sunnah Rasul.
wallaahu a'lam
No comments:
Post a Comment